Cerita


JANGAN MENYESAL
Aku Chaca Felista kelas 2 SMA, pagi itu deringan SMS membangunkanku dari tidurku, dengan mata yang masih setengah terbuka aku membaca SMS dari Kiki. Kiki, ya dialah cowo yang baru beberapa hari ini menjadi pacarku. Dia orang sangat baik dan perhatian padaku. Semua apa yang aku suruh Kiki rela melakukannya untukku. Segera aku membalas SMSnya karena tak mau ia menunggu balasa SMS dariku. Dan aku segera bangkit dari tempat tidurku untuk membersihkan diri dan bersiap berangkat ke sekolah. Setelah selesai mempersiapkan diri aku langsung turun untuk sarapan bersama keluarga. Tak lama kemudian terdengar klakson mobil Kiki dan aku segera menyelesaikan sarapanku dan pamit untuk berangkat ke sekolah bersama Kiki.
Awal pacaran dengan Kiki aku merasa senang, karena sifatnya yang selalu baik padaku. Namun pada pertengahan bulan pertama jadian, ada beberapa masalah yang timbul antara aku dan Kiki yang mengakibatkan kesalahpahaman dan akhirnya kamipun putus. Jujur aku tak menangis saat putus dengan Kiki, karena amarahku yang meledak saat itu. Banyak yang bertanya mengapa aku putus denganh dia, tapi mau gimana lagi, aku merasa sudah tak nyaman disamping dia lagi. Untungnya teman- teman mendukung semua keputusanku.
***
Setelah seminggu berlalu aku selalu diantar Mas Roy pergi ke sekolah. Karena dia sangat khawatir dengan kondisiku yang masih lemah karena baru saja keluar dari RS. Mas Roy adalah satu-satu kakak laki-laki yang paling aku sayang. Dia yang selalu melindungiku diwaktu yang tepat.
Setelah sampai disekolah ada berita heboh yang lagi buming. Ternyata ada beberapa anak pindahan sekolah lain disekolahanku. Seperti biasa, anak baru selalu menjadi primadona disekolahku. Entah mengapa bisa seperti itu dan akupun tak tau apa sebabnya.
Saat jam istirahat aku Gina dan Mezy buru-buru ke kantin karena takut kehabisan tempat duduk. Semabari Gina dan Mezy membeli makanan aku mencari meja kosong untuk kami makan. Setelah mereka kembali dan kamipun makan, tiba-tiba aku mendadak untuk membeli sesuatu. Ketika aku berjalan tak sengaja aku menginjak tali sepatuku dan terjatuh. Aku terkejut dengan tangan yang menyambutku, ketika ku buka mata dan melihat matanya yang begitu indah aku langsung terpesona.
Sambil tersenyum dia berkata kamu ga papakan ? .
Aku langsung salting dengan senyuman yang ia tawarkan.
Ya, aku ga apa-apa koq berdiri dan membalasnya dengan senyuman.
Lain kali, hati-hati ya jalannya dia berkata sambil membantuku untuk berdiri.
Thanks ya... dengan senyuman lagi aku langsung pergi meninggalkannya sambil tersipu malu.
Siapa dia ?? aku sangat tertarik padanya. Sesampai di meja aku langsungmenceritakan kejadian itu pada Gina dan Mezy. Sejak kejadian aku selalu mencari informasi tentang dia. Ya , dialah target utamaku, dan target selanjutnya siapa ya ??.
Eh,, pada tau ga ada anak baru loh disebelah kelas kita, katanya ganteng loh Gina bergosip layaknya ratu gosip.
Bener Gin ?? aku mau liat dong tu cowo, siapa tau aja bisa jadi terget aku kedua aku berseru seolah ingin tahu tentang berita itu.
Ya ampun Cha, kamu udah bikin nominasi aja kayak Grammy Award sanggah Mezy yang tak terlalu antusias dengan gosip itu.
Bel tanda masuk kelaspun berbunyi, kami langsung menuju kelas. Aku dan Gina berjalan perlahan karena ingin melihat cowo itu, sedangkan Mezy berjalan cepat karena tak mau terlmbat masuk kelas. Tiba- tiba aku melihat sosok yang dibicarakan itu. Hhhmmmm ... dia manis dan cocok buat dijadiin target aku yang kedua. Dia bernama Andre.
Setelah aku dapat informasi  tentang kedua cowo tersebut, aku berusaha untuk mendekatkan diri pada mereka.  Ternyata hanya target pertama yang bikin aku masih betah untuk menjalin masa PDKT ini. Dia bernama Robi kelas 2D.
Cha , punya waktu ga ntar malem ? tanya Robi sambil mengantarku ke depan gerbang sekolah, karena disana Mas Roy telah menanti menjemputku.
Aku kosong koq. Emang kenapa Rob ? aku balik bertanya pada Robi.
Aku pengen ajak kamu jalan ntar malem. Gimana ?? Kamu bisa khan ?? Robi kembali bertanya dengan penuh harap.
Oke dech, boleh.  Aku tunggu ya jam 7 dirumahku, kalau gitu aku duluan ya, udah dijemput tu aku menjawab sambil  tersenyum manis pada Robi dan meninggalkannya.
***
Malam itu Robi mengajakku dinner di tempat yang sangat romantis. Tempat yang belum pernah aku bayangkan akan dinner dengan orang yan special bagiku. Aku menunggu saat itu, karena biasanya cowo akan mengatakan hal yang istimewa pada saat yang tepat. Setelah usai dinner aku menunggu pembicaraan itu. Tapi hal itu tak terjadi dan aku berfikir mungkin nanti saat dia mengantarkan aku pulang.  Nihil , dan yang kudapat hanya suasana yang biasa. Namun aku tak patah arang dengan kejadian itu.
Cha , kamu udah jadian ya ma Robi ?? Mezy bertanya dengan antusisnya.
Belum koq,, emang kenapa zy  ?? aku balik bertanya pada Mezy.
Syukurlah kalau begitu Mezy mengela nafasnya.
Zy , kenapa  ?? Kayaknya ada yang mau kamu omongin dech, ada apa ini ?? aku bertanya dengan penasaran karena melihat sikap Mezy yang mencurigakan.
Gini Cha,, beberapa hari yang lalu aku sempet denger kabar kalo Robi masih punya pacar disekolahannya yang  lama, aku tau cerita itu dari temennya cowo aku. Aku khawatir kalo kmu ntar disangka ngerebut cowo orang Mezy menjelaskan apa yang dia ketahui.
Dia ga pernah cerita itu k aku Mez aku tertunduk lesu mendengar kabar itu.
Cha jangan lemes gitu dong, siapa tau itu cuma gosip aja hibur Gina.
Iyya Cha, aku sebenarnya ga mau cerita, takut kamu sedih. Kenapa ga kamu tanya aja ama Robi. Kalo aku rasa wajar koq kalau kamu nanya gitu Mezy memberi usul agar aku tak sedih.
Hhhmmmm... Oke dech, ntar aku coba tanya ma Robi sambil tersenyum bangkit dari kesedihanku.
Beberapa hari ini aku hanya terbaring di rumah karena sakit. Robi, Gina dan Mezy pun datang untuk melihatku. Aku sangat senang ternyata Robi juga perhatian padaku.  Setelah setengah hari  bersama mereka aku merasa lebih baik dan semangat lagi.
Dek, Robi itu pacar kamu  ya ?? tanya Mas Roy dengan antusiasnya.
Calon pacar Mas. Gimana menurut Mas ??  aku meminta saran pada Mas Roy.
Mas Cuma bisa kasih saran, jangan terlalu berharap. Sayangi dia secara biasa saja. Sekarang kamu istirahat ya. Biar besok bisa masuk sekolah. Mas Roy pergi dengan senyum penuh arti setelah membereskan kamarku.
Aku masih belum mengerti dengan apa yang ada diucapkan Mas Roy tadi. Karena aku masih dalam keadaan tak enak badan, aku langsung istirahat agar besok bisa mulai bersekolah lagi.
Keesokan harinya sepulang sekolah Robi mengajakku untuk pulang bareng.  Karena cuaca yang panas dia mengajakku untuk makan es krim disebuah cafe. Disanalah awal aku dan Robi jadian. Aku sangat senang karena aku telah berhasil mendapatkan targetku. Hari-hariku semakin indah sejak Robi menjadi pacarku, aku tak menyangka akan hal ini, karena pada awalnya aku berpikir sangat sulit untuk membuat  Robi jatuh cinta kepadaku.
Setiap hubungan mustahil tak ada kerikil yang menimpa, begitu juga dengan hubunganku dengan Robi. Pada Trisemester pertama hubunganku dengan Robi berjlan mulus-mulus saja, belum pernah kami menjumpai masalah yang begitu besar. Namun pada bulan berikutnya secara beruntun masalah muncul dengan tiba-tiba. Aku yakin ini hanya ujian dalam setiap hubungan. Setelah kujalani semua masalah ini, aku berpikir mengapa aku menjadi selemah ini, mengapa aku yang dulunya kuat menjadi sakit  karena hal ini. Aku harus bertahan untuk semua ini.
Memang setiap hubungan ada naik dan turunnya, banyak timbul kesedihan dan kekecewaanku pada Robi. Mulai dari Robi dekat dengan seorang cewe, Robi yang jalan bareng cewe, sikap Robi yang berubah dan hal lain yang mmebuat aku cukup teramat sakit. Aku tak percaya pada apa yang mereka katakan karena aku percaya pada Robi.  
Dua tahun sudah aku menjalani hubungan ini dengan Robi, tiba saatnya kami merayakan kelulusan. Setelah malam Prom Night Robi mengajakku ke suatu tempat, dimana tempat yang indah untuk memandang luas bintang dilangit.
Cha. Apakah kamu masih sayang sama aku ?? Robi bertanya dengan nada resah.
Aku masih sangat sayang sama kamu Rob. Kenapa kamu nanya gitu ?? aku heran mengapa Robi tiba-tiba bertanya seperti itu.
Aku takut kehilangan kamu Cha, aku takut kehilangan cinta kamu ke aku. Aku sudah teramat sayang sama kamu Cha. I love U. Robi menangis dan langsung memeluk Chaca.
Aku yang tadinya heran melihat Robi, tiba-tiba menangis bersama dalam pelukan Robi. Aku senang melihat Robi seperti itu. Aku tak menyangka Robi bisa menagis, karena aku tau Robi bukan tipe yang cuek dan gentle. Setelah kami bercerita tentang masa depan. Aku tau mengapa Robi berkata seperti itu. Sejujurnya Robi tak ingin jauh dariku karena aku akan berkuliah diluar negeri karena keinginan orang tuaku. Aku berkuliah diluar negeri  bersama Mas Roy. Karena dia keluargaku tak mau membiarkanku sendiri hidup dinegeri orang.  Sedangkan Robi akan tetap berkuliah disini. Dan dia berjanji akan setia menungguku.
Saat perpisahan itu tiba, Robi dan sahabat-sahabatku serta mama papa mengantarkanku  dan Mas Roy ke bandara. Robi dengan muka merah dan menahan air mata melepas kepergianku untuk menuntut ilmu. Sahabat-sahabatku dengan muka murung dan menagis membuatku terharu akan kesetiaan mereka yang selama ini telah menjadi sahabat terbaikku dalam suka dan duka.
***
Empat tahun sudah aku kuliah diluar negeri,dan akhirnya aku kembali ke tanah air, banyak perubahan yang terjadi diantara aku dan Robi. Namun perubahan yang membuatku sakit dan terluka hanya ku pendam didalam hati. Robi tak pernah tau apa yang aku rasakan selama ini. Aku sengaja menyembunyikan rasa sakit ini dari Robi. Walaupun aku telah banyak mendengar info negatif tentang Robi. Namun aku masih percaya pada Robi. Sekarang aku bekerja sebagai sekretaris Mas Roy, Mas Roy melanjutkan perusahaan papa.
***
Rob, kamu ada waktu ga, aku mau ketemu kamu sekarang penting ?? aku mengirim SMS pada Robi karena aku tak mau mendengar Robi khawatir kalau aku dalam keadaan sakit dan dirawat dirumah sakit.
Maaf Cha, aku lagi sibuk, besok aja y Cha . Robi dengan singkatnya membalas SMS itu.
Ya udah , ga papa koq. Tapi bener y besok kita ketemuan. Aku meminta Robi untuk memastikannya.
Ok sayang ... Robi kembali membalas singkat SMSku.
Keesokkan harinya aku menunggu Robi dengan penuh harap. Walaupun aku terbaring dirumah sakit aku tetap merasa sehat karena akan bertemu Robi. Namun orang yang kusayang tak kunjung datang. Aku merasa semua harapanku pupus untuk bertemu Robi. Aku tak ingin ada penyesalan  diakhir nanti karena aku ingin mengungkap semua apa yang aku rasa selama ini pada Robi.
Keesokkan harinya Robi mengunjungi Chaca dirumah dengan membawa bunga mawar pink kesukaan Chaca. Robi tak mengetahui bahwa Chaca selama 3 hari masuk rumah sakit, namun apa yang disaksikan Robi tak sesuai dengan harapannya. Ia melihat keramaian dirumah Chaca dengan nuansa serba hitam. Robi langsung menyerobot masuk dan mencari Chaca. Chaca yang ia cari kini tinggal kenangan, ia melihat sebuah karangan bunga terletak ditengah kerumunan orang yang berdoa untuk Chaca. Robi langsung tertunduk. Tiba-tiba Mas Roy membisikkan sesuatu dan memberi Robi sepucuk surat.
Robi segera bergegas lari menuju pemakaman Chaca. Sesampai dimakam Chaca Robi berteriak dan menangis.  Ia tertunduk menyesal mengapa ia tak datang pada permintaan terakhir Chaca. Robi lalu membaca surat yang dititipkan Chaca.
Cha,,, kenapa kamu ga pernah cerita selama ini kalau kamu sakit, kenapa kamu ga cerita semua tentang perasaan kamu yang tersakiti. Cha... jangan tinggalin aku, aku sayang banget sama kamu Cha... Chacaaaaa... Robi berteriak menyebut nama Chaca. Dimakam Chaca Robi terlihat dengan penyesalan yang sangat mendalam. Ia tak pernah membayangkan Chaca akan pergi secepat itu.  Ia terus menangis dimakam Chaca.

Aku telah terbiasa
Menikmati rasa sakit ini
Aku telah kebal
Meski harus jatuh berkali-kali
Aku sanggup
Walau air mata terus membasahi pipi
Aku lemah
Namun aku kuat hadapi ini berkali-kali
Meski dengan keadaan yang sama

Rasa yang mengalahkanku
Rasa yang membuatku begini
Rasa yang mempermainkan hati ini
Rasa yang mengubah segalanya

Tak pernah ku menyesal mencintaimu
Nikmat tersendiri yang kudapat dengan rasa itu
Hingga akhirku menutup mata ini
Ku berkata Aku Sayang Kamu Selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan plagiat y