Sabtu, 21 April 2012

Gajah Caroline





My Photograph ... 
Ini hasil editan foto gw ni,,, foto ini diambil saat gw lagi liburan di Padang ...
Pantai ini bernama pantai Gajah tepatnya terletak dibelakang Universitas Negri Padang ...

Dengan desiran ombak  
Heningnya pantai dimalam hari , namun,,,
Entah kenapa hati ini gelisah
Akankah kau datang menemani dimalam ini



Nah ... yang ini foto Pantai Caroline di Padang juga loh ... 




Jumat, 20 April 2012

Bunga Kembang Sepatu ...




Haii Guys ... Coba dech kalian lihat hasil Jeprat-jepret ku ini ku ini ... Bunga yang indah ini mencerminkan suatu kepribadian dari seseorang ... Dimana bunga ini hanya sendiri dalam menopang mahkotanya yang cantik... Nama latin dari bunga ini Hibicus rosa-sinensis atau yang akrab dipnaggil bunga kembang sepatu (dari mana asalnya nama itu ??) .

Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup untuk memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari.

Pada umumnya tinggi tanaman kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai jenis dan warna : merah tua, pink, pink putih, putih, orange, kuning.

Sabtu, 14 April 2012

Khilafku ...


Aku Nino, seorang laki-laki yang sangat menyukai basket. Aku dibesarkan dengan didikan basket dari ayah yang seorang pelatih basket. Aku bersekolah di SMA BUMI PUTERA dan duduk dikelas 2B. Kulihat jam didinding menunjukkan pukul 7.10 ini saatnya aku berangkat menuju sekolah.

“Pagi Cinta” , seorang gadis manis menyapaku dari arah belakang, dengan tersenyum manis aku langsung menggapai tangannya dan mengajaknya bareng ke sekolah. Hmmm… Ya… dialah bidadari kecilku, yang selama 2 tahun ini mengisi hatiku. Dia slalu ceria. Wajahnya nan kecil imut dan manis slalu membuatku tersenyum saat ku dilanda kepenatan hidup oleh tuntutan lingkungan. Aku mengantarnya sampai didepan kelasnya, karna kelasku tepat berada disamping kelasya.

Saat bel istirahat aku mendapat berita bahwa klub basket SMA sekota akan bertanding ditingkat Provinsi. Dan selama seminggu dikarantina. Aku senang dengan berita itu, namun dalam hati aku sedikit sedih karena takkan bertemu dengan bidadari kecilku, padahal minggu depan aku berjanji mengajaknya pergi weekend … Setelah aku mengetahui kabar itu, aku langsung menemui bidadari kecilku.
“Din… ada sesuatu yang ingin aku bilang ke kamu. Aku minggu depan ada pertandingan basket” aku menyampaikan berita ini pada Dina bidadari kecilku.
“Bagusss dunk… khan kamu memang pengen bertanding lagi “ Dina menjawab polos.
“Iya Din… tapi pertandingan basketnya ditingkat Provinsi dan harus dikarantina selama seminggu, dan acara yang aku janjiin ke kamu jadi batal” aku berkata sambil memegang tangan Dina.
“Haa… kamu serius…?? “ Dina berucap dengan sedih.
“Aku serius sayang… Jangan sedih Din… Aku minta maaf banget Din… Udah sering banget aku ngebatalin janji… Aku minta maaf banget ya Din” dengan nada menyesal aku berkata sambil terus memegang tangannya.
“Ok… gpp kok,,, tapi kamu disana gx boleh macem-macem ya, gx boleh ngelirik cewe lain N hati-hati disana “ Dina mengizinkan Nino untuk mengikuti pertandingan itu.
“ Makasi sayang… Aku janji… Ntar kalo aku udah pulang akan banyak waktu untuk kamu ” aku senang banget ngeliat Dina yang begitu pengertian padaku.

Jauh dalam lubuk hatiku, sebenarnya aku ingin mengajak Dina untuk melihat pertandinganku, karena biasanya dia yang memberiku semangat dalam pertandinganku selama ini. Tapi kali ini waktu yang tak berpihak padaku. Apa boleh buat aku akan berusaha menang dalam pertandingan ini. Beberapa hari sebelum aku dikarantina aku dan teman-teman giat berlatih. Dina juga sering melihatku berlatih .
“ Hmmm… Betapa setia dan sayangnya Dina padaku” aku bergumam dalam hati sambil tersenyum pada dia.

***
Hari ini tiba saatnya aku pergi berjuang bersama teman-teman ke pertandingan yang aku tunggu-tunggu itu. Sedihnya meninggalkan Dina, tapi tak apalah… Dalam perjalanan semua sibuk dengan bercanda, sedaangkan aku hanya terpaku dengan Hp yang ku genggam.
“ Sms dari Dina ya??” sanngah Doni yang duduk disebelahku.
“Iya Don…” jawab aku singkat.
“Nin… lu kenapa sech ?? ayo gabung ma yang laen… Gx enak ma yang laen Nin…” Doni berusaha mengajakku agar tak sedih.

*****

“Jen, kamu liat siapa sech ??” Tanya Lucy
“Gx liat siapa-siapa kok ?? “ aku menjawab sambil mengalihkan perhatianku.

Dia laki-laki duduk didepanku, yang dari awal menarik perhatianku untuk dekat dengannya. Aku belum mengetahui siapa dan darimana asal sekolahnya. Saat turun dari bus aku berusaha memberikan senyumanku, huh… namun dia hanya membalas sambil berlalu. Dalam hatiku berkata “menarik“. Pandanganku tak pernah lepas dari gerak-geriknya.

*****

Ini pertandingan pertamaku, aku harus bisa menang… Dan timku pun menang dalam pertandingan ini. Pertandingan akan selanjutnya akan dilaksanakan 2 hari lagi.


***
Dipenginapan kami menyusun strategi agar menang dalam pertandingan berikutnya. Tim putra dan putrid sedang berdiskusi bersama pelatih. Saat itu aku merasa risih, tiba-tiba ku melihat aku melihat perempuan yang memandangiku dari awal diskusi, Aku berusaha mengabaikannya, tapi matanya yang tajam membuatku tak bisa menolak tatapannya. Didalam diskusi itulah aku mengenal perempuan yang memandangiku itu. Dan perlahan aku mulai dekat dengannya.

Jeny, salah satu pemain basket putri yang kukenal dirombongan ini. Jujur aku tertarik padanya, selama disini aku sering ngobrol dan jalan bareng Jeny, dari sanalah aku lebih mengenal sosok Jeny yang dewasa dan santai. Aku begitu dekat dengannya dan sempat merasa nyaman berada didekatnya. Disisi lain aku merasa berdosa karena telah membohongi Dina dan tidak menceritakannya pada Dina.

Biasanya setiap malam aku slalu memberi kabar pada Dina, agar dia tak cemas dan sedih memikirkanku. Namun telah dua hari ini aku jarang ngasih kabar pada Dina, meskipun aku tahu kalau Dina pasti memikirkanku. Aku tahu mengapa aku begini, karena Jeny sering menemaniku beberapa hari ini.

Besok adalah hari terakhirku disini karena hri ini tim basketku kalah dan sehari sebelumnya tim basket putri juga kalah dalam pertandingan. Walaupun tim kami kalah, aku dan teman-teman takkn berhenti bermin basket sampai kapanpun. Terkadang aku berfikir, kalau cinta ku pada basket tak sebesar cintaku pada Dina.

Tibalah saatnya rombongan kami kembali pulang. Dalam hatiku ada 2 perasaan yang berkecamuk. Perasaan yang rindu pada kekasih dan perasaan sedih karena berpisah dengan Jeny. Disaat yang lain larut dalam kegembiraan untuk menepis kekalahan dalam pertandingan, aku masih terdiam memendam 2 perasaan itu. Tiba-tiba aku teringat pada Dina untuk memberitahunya bahwa aku pulang pada hari ini. Dina sangat senang mendengar kabar itu. Namun secara tiba-tiba akun memutuskan untuk rehat sejenak tidak sms dengan Dina dan bergabung dengan yang lain. Aku risih karena dari awal Jeny slalu memperhatikan gerak-gerikku.

***

“Pagi yang cerah saatnya go to school ” aku berteriak setelah berpamitan pada Ayah dan Bunda. Sesampai disekolah aku langsung menuju kelas Dina. Karena telah satu minggu tak bertemu biadadari kecilku. Sesampai di kelas Dina, aku melihatnya duduk sendiri sambil membaca novel.
“I love U” dari belakang aku berkata untuk mengagetkannya.
“ Hmmmm…. Kok ga’ kasih tau sech kalo mo kekelas” Tanya Dina dengan wajahnya yang ceria.
“ Sengaja… aku mo bikin kaget kamu “ jawab Nino sambil memegang pipi Dina. Aku terdiam dan dadaku terasa sesak, ingin rasanya kumenceritakan apa yang terjadi selama aku dipenginapan, tentang kedekatanku dengan Jeny, tapi aku takut bila akhirnya Dina sedih dan meninggalkanku. Jujur aku takut kehilangan Dina. Aku berpikir, belum sekarang saatnya untuk menyatakan ini semua, tapi aku pasti akan menyatakannya pada Dina.

          Seminggu telah berlalu namun, hatiku masih tak tenang dengan persaanku yang masih teringat dengan sosok Jeny. Dinapun sering bertanya padaku, tentang siapa Jeny, ketika teman-teman menyinggung soal Jeny padaku. Aku slalu berdalih. Hari demi hari ku coba merangkai kata untuk mengungkapkan semua pada Dina, agar dia bisa menerima semuanya.

          Suatu hari, sepulang latihan basket aku dan teman-teman langsung menuju sebuah café . Tiba-tiba Dina datang dan langsung bergabung dengan aku dan teman-temanku. Dalam penbicaraan itu teman-teman tak sengaja menyinggung soal aku dan Jeny. Mendengar semua cerita itu Dina hanya bisa diam dan sedih. Aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan itu. Namun teman-temanku tak mengindahkannya.

          Sepulang dari café Dina bertanya “ Nin… kenapa kamu ga’ cerita ?? Jeny itu siapa ? apa hubungannya ma kmu Nin ?? kamu tu….. “ tangis Dina tiba-tiba pecah dan tak sanggup lagi berbicara.
          “ Din … aku akan jelasin semuanya ke kamu, jangan nangis Din !! “ Nino berusaha membujuk kekasihnya agar tak menangis lagi.
          “ Apa yang mau kamu jelasin ?? Kenapa ga’ dri awal kamu cerita ke aku ?? Kenapa aku harus dari temanmu ?? kenapa ga’ kamu ??? KENAPA Nino ?? “ dengan amarah dan tangis Dina berteriak pada Nino. Baru kali ini Dina begini, kalaupun kami bertengkar Dina hanya menangis dan diam dan tak pernah dia berteriak padaku.

          “Din… aku minta maaf… aku akan ceritain ke kamu dan setelah itu, terserah kamu mau apa …” aku bicara dengan nada penuh penyesalan.

Setelah semua ku ceritakan pada Dina, jujur aku sangat menyesal tentang perasaanku pada Jeny, yang secara tiba-tiba jatuh cinta pada Jeny, walaupun hanya sesaat. Aku takut Dina akan meninggalkanku. Namun ternyata tidak, Dina adalah gadis yang lapang dada dan mau menerima semua yang terjadi ini.
          “ Dia yang tepat bagiku, slalu ada disaat aku membutuhkannya, walaupun aku jarang ada saat dia butuhkan “ dalam hatiku berkata.
          “ Aku minta maaf Din, aku ga’ akan ngecewain kamu lagi, aku sayang kamu Din, aku takut kehilangan kamu “ aku berucap sambil memeluk Dina, seolah-olah takkan melepaskannya.

         
          Din…
          Kamu terindah bagiku
          Yang pernah tercipta untukku
          Takkan ku sia-siakan dirimu
          Kau bidadari kecilku

          Din…
          Aku berjanji takkan pergi darimu
          Ku berjanji setia menemanimu
          Saat sukamu
          Dan saat dukamu

          Ku ingin kau tau
          Hanya kau saja dihatiku



Setelah kejadian itu aku semakin sayang pada Dina dan berusaha untuk mengertikannya.



__________________________________________________________
Cuma segelintir tulisanku nich ... 
(┌'')dHe"saiZen('')